
Kembali, hati membimbing langkah
yang mulai goyah, menuntun kembali jemari untuk menari, untuk menterjemahkan
sesuatu yang tidak bisa di jelaskan dengan sekedar tatapan mata, atau ungkapan
kata. Jemari ini menterjemahkan setiap makna yang tidak bisa langsung di
terjemahkan kedalam bahasa isyarat, mencoba menggambarkan dengan lugas, dengan
gaya bahasa agar bisa di baca, agar bisa di terka, agar bisa di mengerti, agar
bisa di pahami.
Sisa-sisa
kehangatan itu masih bisa dirasakan oleh tubuh yang mulai melemah, perjalanan
ini...