![]() |
Ilustrasi: driedroses.files |
Bisakah
ku sebutkan, jika aku kini sembunyi di antara sebuah kisah indah? Bukan, bukan
aku, tapi kita, ya kita. Bersembunyi di antara diamnya rahasia, berada di balik
semua itu, terselip sebuah kisah indah yang akan selalu menjadi sebuah rahasia,
entah sampai kapan rahasia itu akan tetap bungkam, enggan berucap barang
sepatah kata sekali pun.
Mentari
sore itu menyisakan sisa warna keemasan di atas sana, sebentar lagi tenggelam. Ya,
senja akan tetap indah, meskipun jelas ia akan tetap hilang. Di telan gelapnya
malam, dan kemudian akan menyisakan sebuah kisah lainnya.
Kali
ini, mungkin aku akan menuliskan tentang indahnya jemari-jemari itu, jemari
yang begitu lembut ketika ku genggam barang sejenak. Jemari yang ingin ku
genggam selamanya, jemari yang tak akan pernah ku lepaskan, jemari yang
kemudian akan menjaga sebagian rasa yang kini mulai tertera di dalam aksara,
dalam lantunan melodi nan merdu. Ya, jemari-jemari lentik itu, telah memberikan
warna dalam sebagian tulisan dalam jurnal ini.
Harapan-harapan
itu, impian-impian itu, kembali menyapa di antara sisa malam yang gelap. Entah untuk
yang ke berapa kalinya, senja hanya diam saja, menyaksikan parodi malam yang
begitu menenangkan, atau tentang orion yang sesekali mewarnai pada sisa malam
yang terus tenggelam. Kemudian, pada saat yang sama, rintik hujan kembali
menyapa dari sisi yang terbuang, aku tak menoleh sekalipun ke arah itu, enggan
hanya sekedar bebalik, aku tak akan memutar arah jalanku, aku akan tetap
berjalan ke depan, menggenggam jemari lentik si penggurat pesan.
Rapalan
doaku, menggema ketika menyapa sang pencipta, untuk kemudian ku selipkan sebait
nama tentang harapan di masa depan, berharap embun pagi berikan kesegaran di
saat fajar menyapa. Percayalah, ku tahu rasa takut itu hanya bagian dari
keragu-raguanmu.
Jemari
itu, ingin sekali ku genggam, lebih lama dari biasanya. Lebih lama dari sekedar
genggaman salam perpisahan. Jemari itu, ingin sekali ku genggam, tak akan ku
lepaskan, karena jemari-jemari itu akan ku gunakan untuk menggurat kisah indah,
di balik sebuah rahasia yang terus kau genggam.
..Jangan pernah takut sayangku
Sungguh, kau tak pernah sendiri
di sana
Dalam hening, rapalan doaku, akan
selalu temanimu
Usah ragu, percayalah tentang
semua ini
Aku, kamu, dua orang bodoh yang
telah berjanji,
Untuk tidak saling mengkhianati
Ya, waktunya akan segera tiba,
cepat atau lambat,
Rahasia itu, akan berbicara
dengan sangat jujur…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar