Tampilkan postingan dengan label Roman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Roman. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Agustus 2015

Kisah Kita Sore Itu

ilustrasi: aisyafra.files.wordpress.com Jemari cahaya senja meremas kenangan, menggurat hati melalui nada dalam untaian ruang dan waktu. Membius kesadaran, menyandarkan keinginan dalam pelukan harapan, tampak sayu memandang gerombolan kapinis yang terbang berkelompok, mengiringi kepergian senja yang terlukis dalam keindahan sore, lembayung senja terlihat mempesona di atas sana. Sudah beberapa kali, kami menikmati senja yang merona. Ya, kami, bukan aku sendiri. Dan sekarang, itu adalah bagian yang luar biasa, bagian yang selalu ku nantikan keberadaannya. Dan dia, satu-satunya perempuan...
Read More




Kamis, 25 Juni 2015

Merapal Harapan

#Bagian Sekarang dan untuk Cerita Masa Depan Ilustrasi:1.bp.blogspot.com “Kau tahu, ku rasa rapalan mantra doa miliknya lebih kuat daripada milikku. Dari setiap tempat yang dia datangi, dari setiap waktu yang dia lewati, sedetikpun dia tak pernah melupakan untuk merapal harapan itu. Kau tahu, semua itu begitu bermakna, begitu berirama, begitu kuat. Firasatku buruk tentang ini. Tentang dia yang tentu saja masih mengharapkanmu, entah kapan akan berakhir penantiannya. “Dia, mungkin mencintaimu melebihiku. Dia, mungkin mengharapkanmu melebihi harapanku. Ketakutanku hanya satu. Aku...
Read More




Minggu, 08 Maret 2015

Jemari Itu, Ingin Ku Genggam Lebih Lama

Ilustrasi: driedroses.files Bisakah ku sebutkan, jika aku kini sembunyi di antara sebuah kisah indah? Bukan, bukan aku, tapi kita, ya kita. Bersembunyi di antara diamnya rahasia, berada di balik semua itu, terselip sebuah kisah indah yang akan selalu menjadi sebuah rahasia, entah sampai kapan rahasia itu akan tetap bungkam, enggan berucap barang sepatah kata sekali pun. Mentari sore itu menyisakan sisa warna keemasan di atas sana, sebentar lagi tenggelam. Ya, senja akan tetap indah, meskipun jelas ia akan tetap hilang. Di telan gelapnya malam, dan kemudian akan menyisakan sebuah...
Read More




Senin, 02 Februari 2015

Bahasa Diam

#Meyakinkan Kita Ilustrasi: stat.ks.kidsklik.com Lagi, seperti menekan tombol reset, semuanya terulang, sama persis. Sementara aku, kembali tertawa seperti waktu itu, meskipun jelas ada gurat kecewa tertera di lubuk hati, tapi keinginan dan perjuanganku terlalu lemah untuk melawan kehendak-Nya. Lagi-lagi, aku di ajarkan satu kata itu, rela. Ya, aku kembali di ajarkan tentang semuanya, ternyata tak mudah untuk mengucap rela, dan untuk yang kesekian kalinya, si pemilik hidup berikan pelajaran berharga. Dua kejadian berantai menerjang bak gelombang, memeluk tubuh batuan karang di tepian...
Read More




Jumat, 30 Januari 2015

Sore Itu

#Bahagia Kita, Cukup Sederhana Ilustrasi: www.kaffah.biz Pada bagian mana  yang belum diketahui? Akan ku beritahu kau tentang sesuatu, atau bahkan mungkin kau juga sudah tahu tentang itu, tapi tak apalah, aku akan tetap mengatakannya. Begini, akan selalu ada pertanyaan dari setiap jawaban yang terlontar dari setiap kejadian. Dari balik semua ini, dari dalam diri sendiri atau bahkan dari orang lain, jawaban akan selalu dijawab dengan pertanyaan -lagi-. Jadi apakah kau masih akan mempertanyakan jawaban yang telah diberikan? Akankah semua jawaban itu adalah bahan untuk kembali...
Read More




Senin, 26 Januari 2015

Cerita Tentang Dia ‘Ku’

#Menggurat Kisah Diantara Pelukan Hujan Sore itu, setelah kumandang adzan magrib membahana kota ini, ketika senja hanya menyisakan bias yang tak terlihat di ufuk barat, sementara itu barisan rintik hujan sekali lagi menyapa. Menaburkan tetesan air dari langit, menguat aroma tanah basah, membasuh bumi dengan jutaan berkah, aku kembali melanjutkan kisah tentang hujan. Terlihat dari kejauhan, dia menunggu di depan tempat makanan cepat saji. Menggunakan setelan pakaian yang baru ku lihat, tampak serasi dengan apa yang dikenakan. Sementara aku, masih dengan gayaku, kemeja planel dan...
Read More




Selasa, 06 Januari 2015

Pijar

#Lebih dari Ucapan Terima Kasih dan Harapan Tentang Cerita Hujan Dia masih menunggu kalimat selanjutnya. Sementara aku, masih menikmati momen itu. Sudah ku katakan, aku selalu suka mentap wajah itu, wajah penasaran dan antusias, wajah ceria tanpa beban, dan wajah itu, mungkin perlu waktu lama untukku bisa kembali menemukan yang seperti itu. Temaram cahaya rembulan perlahan menyingkap malam, membuka mendung yang menggulung sejak siang tadi. Alunan musik terdengar merdu, aku tertawa sesaat ketika sebuah lagu diputarkan di café ini, lamat-lamat terdengar perlahan, aku tahu lagu ini,...
Read More




Jumat, 02 Januari 2015

Gurat Tawa Dikala Senja Menyapa

#Kemarin “Buatkan aku sebuah kata-kata. Aku ingin mendengarkannya.” ia meminta, matanya menatap ke depan, mengunci pandanganku. Sayu, ada kerinduan di sana, tapi jelas tak ada keberanian untuk mengatakannya. Aku cukup jelas bisa melihatnya, bertahun-tahun aku mempelajari tatapan mata itu. Ini tidak mungkin salah. Aku tersenyum, kemudian menatapnya. Halus. Ada sebuah relung jiwa yang menganga, teriris pelan, menyayat, tapi tak ada rasa sakit di sana. Hanya ada sebuah rasa yang kemudian memudar, tak jelas. Aku tak tahu ini pertanda apa, apakah ini adalah permintaan terakhirnya?...
Read More




Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML