Tampilkan postingan dengan label Roman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Roman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Januari 2015

Gurat Tawa Dikala Senja Menyapa

#Kemarin “Buatkan aku sebuah kata-kata. Aku ingin mendengarkannya.” ia meminta, matanya menatap ke depan, mengunci pandanganku. Sayu, ada kerinduan di sana, tapi jelas tak ada keberanian untuk mengatakannya. Aku cukup jelas bisa melihatnya, bertahun-tahun aku mempelajari tatapan mata itu. Ini tidak mungkin salah. Aku tersenyum, kemudian menatapnya. Halus. Ada sebuah relung jiwa yang menganga, teriris pelan, menyayat, tapi tak ada rasa sakit di sana. Hanya ada sebuah rasa yang kemudian memudar, tak jelas. Aku tak tahu ini pertanda apa, apakah ini adalah permintaan terakhirnya?...
Read More




Senin, 22 Desember 2014

Ornamen Hujan Tengah Malam

#Kontradiksi Braga, setelah petang datang. Sedikit kaku, aku hanya melemparkan senyum kecut ke arahnya, ku buat semanis mungkin. Aku berusaha maksimal. Jika saja bisa ku serap energi bumi, mungkin sudah ku serap semua energi bumi ini, hanya untuk melukiskan senyum terbaik di wajahku yang terlanjur berantakan. Huft, aku hanya bisa menghela napas di dalam hati. “Kamu aja yang makan, aku ga laper!” tidak ketus memang, tapi tegas pernyataannya. “Kenapa?” tanyaku singkat. Menelan ludah yang sepertinya tercekat di tenggorokan. “Aku udah ga laper.”...
Read More




Senin, 17 November 2014

Dia, Wanita yang Tak Ku Kenal

#Tafsir Bahkan aku tak mengenalnya. Pertama kali ku sapa, tak ada maksud lain yang terlintas di dalam benak, hanya ingin menyapa dan mengucapkan terima kasih. Namun, akan selalu ada hal menarik, hingga aku menuliskan ini. Tengah malam, ketika udara di kota ini benar-benar menjadi sangat dingin. Segera tuntas pekerjaanku, dengan pikiran yang bisa ku bilang ‘kacau’ aku harus bisa menunaikan kewajiban bukan? Tak ada kompromi untuk memberikan yang terbaik dalam menuntaskan tanggung jawab, karena pernah ku dengar bahwa ‘tanggung jawab adalah sebuah kehormatan’ dan itu akan selalu ku...
Read More




Minggu, 16 November 2014

Wanita Penggenggam Hujan

#Prosa Harinya benar-benar kacau, semua rencana yang telah disusun tiba-tiba tak berbentuk, berantakan. Belum lagi mengenai hati, masalah pekerjaan sepertinya juga mulai mengintimidasi. Wajar, karena semuanya akan berproses bukan? Tidak akan mendapatkan apapun, kecuali dengan usaha dan kerja keras. Setelah itu bersyukur dan ikhlas, dan berharap mendapat ridho-Nya. … Apa yang bisa dinikmati sesiang ini, ketika langit tak lagi berseri? Secangkir kopi yang sudah menjadi dingin dan berbatang-batang tembakau terbaik dari negeri ini, mungkin itu menjadi sebuah racun, namun itu juga bisa...
Read More




Kamis, 23 Oktober 2014

Ini Bagian yang Terlupakan, Tentang Senja

#Rekonstruksi Ini akan berbeda dari sebelumnya. Kembali, aku harus memutar otak. Merekonstruksi bagian-bagian yang tak lagi kokoh, seperti mendayung perahu di arus yang tenang, tanpa angin. Benar-benar tenang, tak beriak. Beberapa catatan usang kembali terbuka, jurnal itu kembali terbuka dengan sendirinya. Dan entah kenapa, ketika corong-corong surau itu mengumandangkan adzan maghrib – Tepat setelah matahari menghujam ke bagian barat – aku mulai menuliskan tentang ini. Lampu-lampu mulai menyala, menghiasi pekat yang semakin tak terlihat. Namun, selarik cahaya itu semakin banyak,...
Read More




Senin, 13 Oktober 2014

Selarik Kisah Tentang Hujan (Aku dan Wanitaku, Rintik Senja)

#Berai Terangkai ilustrasi: keritingkecil.files.wordpress.com Entah, berapa banyak sajak yang tercipta atas namanya. Mungkin ada ratusan, mungkin juga ribuan. Aku tak pernah menghitungnya. Sejak waktu itu, pernah beberapa kali aku berkisah tentang itu. Memberikan sentuhan dengan melodi terindah, sentuhan terlembut, berhembus pelan. Berjajar rapih, sesekali berserakan, sesekali berguguran, sesekali basah, sesekali luluh, sesekali berai, sesekali terkulai, sesekali berteriak, lantang, panjang, keras, membahana. Menggema. Tapi, aku harus kembali mengunyah rasa pahit itu. Aku harus...
Read More




Kamis, 09 Oktober 2014

Selarik Kisah Tentang Hujan (Aku dan Wanitaku, Rintik Senja)

#Berai Terangkai Entah, berapa banyak sajak yang tercipta atas namanya. Mungkin ada ratusan, mungkin juga ribuan. Aku tak pernah menghitungnya. Sejak waktu itu, pernah beberapa kali aku berkisah tentang itu. Memberikan sentuhan dengan melodi terindah, sentuhan terlembut, berhembus pelan. Berjajar rapih, sesekali berserakan, sesekali berguguran, sesekali basah, sesekali luluh, sesekali berai, sesekali terkulai, sesekali berteriak, lantang, panjang, keras, membahana. Menggema. Tapi, aku harus kembali mengunyah rasa pahit itu. Aku harus menelan semuanya, pada saat itu juga. Harus...
Read More




Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML