Sejuk
memang, berada di bawah pohon rindang, terlebih ketika matahari berada tegak
diatas kepala. Semilir angin di bawah pohon rindang menjadi pilihan terbaik,
melebihi ruangan ber AC lengkap dengan fasilitasnya. Dan kurasa semua orang akan menyetujui ini. Bukankah
begitu? Kurasa sudah ku dapat jawabannya.
Semilir
angin, pohon rindang, suasana tenang, tentram, adakah yang menginginkan lebih
dari itu? Ternyata, ada ketenangan yang tersimpan diantara pesan semilir angin
di pohon rindang.
Pohon
itu bisa menjadi rindang, teduh, sejuk ketika berada diantara dahan-dahan yang
bercabang. Namun, bukankah pohon itu tidak langsung menjadi rindang? Bukankah ia
mengalami proses yang sama dengan kita? Dia memulai proses untuk memulai hidup,
bertahan hidup, untuk menjadi tinggi, untuk menjadi rindang, untuk menjadi
sejuk? Bukankah ia mengalami serangkaian proses sebelum menjadi seperti
sekarang ini?
Mungkin
hanya sebagian pohon yang kita tanam bisa bertahan. Perjuangannya bahkan di
mulai dengan proses yang tidak kalah rumit. Ketika pertama kali di masukkan
kedalam tanah, ia akan menyesuaikan lingkungan baru, bertahan dari sengatan
matahari yang terkadang begitu menyala membara, atau derasnya hujan terkadang
mengikis kekuatan tubuh yang masih rentan itu? Belum lagi dengan angin yang
bertiup kencang, dengan hama dan pemangsa. Serangkaian perjuangan panjang untuk
tetap bertahan.
Hingga
akhirnya kini kita bisa menikmati berada dibawahnya, memetik inspirasi dari
kesejukannya, merasakan ketenangan yang sulit untuk di tuliskan dengan abjad. Bahkan
ketika pohon sudah berdiri menjulang tinggi sekalipun masih banyak terpaan yang
harus di terimanya, semakin tinggi pohon berdiri maka akan semakin keras pula
angin menghempas, seperti pepatah lama berbicara mengenai peribahasa. Semakin tinggi
pohon berdiri maka akan semakin ia mudah untuk di gerakkan angin.
Memerlukan
berapa puluh tahun untuk menjadi pohon rindang? Berapa puluh tahun agar
kesejukan itu datang? Begitu juga dengan kita, untuk menjadikan kita bermanfaat
bagi sesama tidaklah bisa dilakukan dalam kurun waktu beberapa minggu saja. Perlu
perjuangan, tekad dan keinginan yang kuat.
Untuk
berdiri kuat, untuk menjadi tangguh tidaklah bisa dilakukan tanpa melakukan
atau merasakan pahitnya hidup. Karena tanpa rasa pahit, mustahil ada rasa
manis. Karena semuanya harus ada perbandingannya. Semua rasa harus dirasakan,
agar lengkap makna setiap rasa itu.
Ada kalanya
memang kita harus merasakan kerasnya perjuangan ini. Melakukan serangkaian
perjalanan panjang nan melelahkan. Adakalanya kita harus berhenti sejenak untuk
mengusir penat, adakalanya juga kita harus jalan tertatih, merasakan sedikit
kekecewaan dan rasa bersalah. Untuk menjadi rindang.
Lalu kesejukan
setidaknya akan membawa kita pada sebuah ketenangan yang sebenarnya. Kesejukan yang
akan membawa kita kedalam sebuah arti kata damai yang sesungguhnya. Antara aku
dan pohon rindang, seperti itulah kita akan mencoba melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar