Rabu, 11 Desember 2013

Tepat setahun yang lalu, tepat hari ini (selamat ulang tahun bunda)..

Kebersamaan itu terbayang dan terkenang semanis rasa madu, sebening mata air yang baru muncul ke permukaan diantara lembahan yang dingin, seindah matahari yang pertama terbit ketika dilihat dari atas ketinggian, seindah panorama cantik diantara gugusan pulau di nusantara.
Kini, tepat setelah satu tahun itu, semua cerita tentang masa lalu masih teringat jelas diantara bayangan masa depan. Kini, memang jarak dan waktu begitu terbentang memisahkan masing-masing diantara kita. Meski tak terasa lagi genggaman tangan dan suara gelak tawa itu, namun kata hati tentu lebih jelas terdengar dibandingkan dengan dendang dan tarian diantara pesta dan kemeriahan kota ini.
Genangan sisa hujan masih membekas, menyisakan rasa dingin diantara kemerlip lampu jalanan. Hanya sesekali tampak kendaraan melintas.
Masih teringatkah kawan betapa spesialnya hari ini untuk semua kisah yang tertulis diantara kisah yang kita rajut menjadi jembatan kenangan? Masih ingatkah kawan betapa senyum dan nasehatnya begitu menenagkan. Tentu masih terasa hangat ingatan itu.
Tentu merasa rindu untuk mengulang kembali memori masa lalu, tentu merasa ingin untuk kembali bersama seperti dulu.
Meskipun waktu dan jarak begitu membentang diantara kita, tak ku ragukan senandung doa untuknya masih terus terdengar diantara lima waktu dalam kesibukan kita. Begitu juga aku yakin dia melakukan hal yang sama terhadap kita.
Lalu, apa yang akan kita berikan untuk membalas semua yang dilakukan terhadap kita? Sebanyak apapun materi yang di berikan tentu tak akan mampu menggantikannya.
Hanya lantunan doa-doa dalam setiap lima waktu kita ketika menghadap sang mahakuasa menjadi hal teristimewa untuk diberikan kepadanya. Dan hanya  itu yang bisa di berikan untuknya. Ingin rasanya kita kembali berada disini, kembali mengulang waktu satu tahun yang lalu. Hanya memberikan sepotong kue (itupun untuk kita) dan ucapan serta doa untuk mengenang hari lahirnya.
Dan hanya itu yang kami punya, bukan emas atau berlian. Namun lantunan nada dalam iringan doa, semoga senantiasa kau berada dalam dekapan-Nya, selalu mendapat rahmat dan kesehatan jasmani serta rohani, bisa kembali beraktifitas seperti sediakala, selalu bisa tertawa ketika gundah melanda, selalu menucap syukur ketika merasakan sakit, dan senantiasa bisa menjadi orang tua yang teladan, menjadi bunda yang akan selalu di rindukan anak-anaknya yang nakal.
Lalu, harapanku, harapan kami, harapan kita semua. Suatu saat kita bisa berkumpul, menceritakan berbagai mimpi yang sudah tergapai, berada dalam satu lingkaran hangat, lalu kembali merecanakan masa depan, mendengarkan nasehatmu yang begitu menenangkan. Melihatmu bisa tertawa bahagia adalah harapanku, kami, kita semua.
Hanya itu bunda, hanya itu yang bisa kami berikan untukmu. Bundaku, bunda kita..
Selamat ulang tahun bunda, kami sayang bunda..

Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML