Jumat, 06 Juni 2014

Setenang Malam dan Lirik Tentang Keheningan



hanya merasa lebih baik dari sebelumnya.cukup untuk bernafas sedikit panjang, tertawa cukup tenang, tersenyum dikala petang menjelang. Sementara di cakrawala yang semakin pekat, semburat senyum bulan menerangi sisa-sisa kegelapan. Menyerap ke dalam benak, bertindak sesuai dengan keinginannya, bergulir pelan, seiring dengan langkah kaki yang akan terus bergerak.

Semuanya menjadi biasa tatkala senja enggan menyapa dibalik pesonanya, seperti terlempar jauh kembali ke masa lampau. kembali menikmati dinginnya hati, bercengkrama dengan pesona yang hanya terlukis di dalam benak, kembali menyusun serpihan hati.

Waktu itu, kembali putaran waktu mengingatkanku pada sebuah kenangan tentang indahnya sebuah catatan manis bersama rembulan yang bersinar terang, atau menikmati senja di bawah guyuran hujan. menikmati setiap detik momennya, mencoba mengilhami diri dengan arti yang sulit dimengerti. kembali menemukan titik dimana rasa dingin adalah sebuah fase paling tenang. Setenang malam dan lirik tentang keheningan.

Seperti sapa mentari di pagi hari, seperti kenangan manis di penghujung senja, seperti kehangatan pelukan rembulan di antara temaram cahaya bintang. Semuanya berbalik seperti sedia kala, dingin. Entah hingga kapan suasana akan kembali menyapa dengan roman kisah indah, penuh dengan catatan kata-kata mutiara yang membalut nurani dengan belaian hangat sebuah rasa.

Titik nyaman ini, seperti kembali mencekam, Kembali menikam dan membelenggu nurani, Mengelak dan bertolak menuju sebuah pencapaian yang sempat terlupakan. Mencoba menggenggam sesuatu dengan begitu erat, berpijak di antara cadasnya bebatuan, Dan berusaha untuk melompat lebih tinggi dari lompatan sebelumnya. 

Sesekali ingin ku sapa indahnya senja di ujung sana, mencoba kembali menerka apa yang sedang di pikirkannya, mencoba untuk kembali bersendau gurau penuh canda, tawa riang penuh pesona. Kata-kata manja dikala fajar menyingsing.

Dan lihatlah, akan ada matahari yang sama diantara hari yang berbeda, akan ada cerita indah dibalik sebuah kenyataan yang menyakitkan. Kenyataan itu mengajarkan begitu banyak hal, membuka mataku tentang sesuatu yang berkilau tidaklah selalu indah.

Kembali menyapa diingatan tentang pesona pada belahan dunia ini, tempat dimana si mata biru berada, gemulai lekukan tubuh si latin yang begitu aduhai, eksotika padang savana dan balada rimba di belahan dataran Afrika. Cerita-cerita tentang semua impian itu masih terjaga di antara keheningan yang mencekam, dan akan ku biarkan rasa dingin ini, hingga ada api yang menghangatkan, bukan untuk menghanguskan.

Berjalan seorang diri, bercerita dengan rasa lelah, bersenandung di antara gelisah, menari bersama rasa takut, tertawa di antara tangis duka, dan aku akan menceritakan setiap fase ini kepada indahnya pesona senja yang memikat, dengan rintik hujan yang menenangkan, akan ku senandungkan semerdu langkahku yang berjalan pelan menembus kegelapan. Hingga tiba waktunya, aku akan kembali menyapamu, akan ku kembalikan kepadamu, kepada sebuah nama yang kini entah seperti apa lafalnya, kepada pemilik hati yang entah seperti apa wujudnya, mungkin akan serupa, mungkin juga akan berbeda. yang ku tahu, hanya terus berjalan hingga waktu yang akan menentukan, di mana aku akan berhenti? Entahlah..
Read More




Rabu, 04 Juni 2014

Menyelam di Antara Kisah Seseorang

                      

Waktu itu, malam sudah cukup larut. Seorang sahabat, kakak dan saudara kembali mendatangi kami. Sesaat bersalam-salaman, kemudian secangkir kopi hangat dan berbatang-batang tembakau menghantarkan pada obrolan ringan yang menyenangkan. Berbagi pengalaman, bertukar cerita, kembali bergosip, kembali menceritakan tentang kisah masa silam. Malam yang dingin itu dihangatkan dengan cerita-cerita yang membuatku kembali terpana akan berbagai perjalanan yang sudah dilakukannya. Ya, sejauh ini aku hanya bisa mendengarkan berbagai cerita yang selalu mengalir, tidak pernah kering.

           Ia datang dengan membawa oleh-oleh yang selalu ku nantikan, bukan sebungkus nasi padang atau sate Madura, tetapi oleh-olehnya dalam bentuk cerita. Sebuah pengalaman tentang perjalanan yan tidak pernah kering, selalu mengalir seperti air di sungai-sungai jernih diantara rimbunnya hutan, selalu menyambung dari satu alur ke alur berikutnya, tidak mengenyangkan secara harfiah mungkin, namun bisa mengurangi dahagaku akan luasnya dunia luar, mampu kembali membakar gairahku untuk kembali merangkai impian dan meraihnya berada di genggaman.

            Bagaimana ia bercerita tentang hebatnya wanita-wanita di bumi rencong, melawan ketidakadilan, menegakkan keadilan, mengangkat parang dan senapan. Menumpahkan darah lawan, menggetarkan kesombongan, meruntuhkan kecongkakkan, demi satu kata, kebebasan, kesetaraan dan ketenangan untuk kembali melanjutkan hidup di negeri yang kaya raya ini. Lalu ia kembali bercerita, bagaimana warung kopi bisa menjadi tempat sakral, segala gagasan dan semua pergerakan dimulai dari warung kopi, menyusun siasat, berbincang mengenai politik, gossip-gosip terhangat, hingga membahas tetek bengek yang tidak penting awalnya, namun pada akhirnya bisa menggerakkan roda perekonomian dan lain-lain.

kaum ibu menjadi benteng pertama yang akan membela keluarga, ketika para suami, kakak, ayah dan adik laki-lakinya tidak bisa melangkah keluar rumah. Bukan karena malas atau senang berpangku tangan. Tidak ada pilihan lain, mereka tidak bisa memilih, menjadi tidak berarti lagi jika orang-orang yang di sayanginya kembali ke rumah hanya tinggal jasad tanpa nyawa, atau minimal pulang dengan luka lebam di sekujur badan. Maka, wanita akan mengambil kendali. Bukan berarti menentang kodrat, namun kenyataan yang mengharuskan mereka untuk seperti itu.

            Ada banyak kisah yang tersampaikan diantara hawa dingin yang mulai menggigit, diantara kisah yang panjang, terkadang menegangkan, ada banyak kisah konyol, ketakutan dengan terror yang akan menimpa. Semuanya terangkum dalam sebuah malam yang kelam, gelap.

            Aku mencoba untuk masuk kedalam alurnya, mencoba berjalan diantara kalimat dan kata yang terucap. Hanya membayangkan saja bisa kurasakan betapa sebuah perjalanan akan sangat bermakna jika bisa di pahami, semua pandangan tentang sesuatu yang mustahil bisa dilakukan, tidak ada jalan buntu, karena akan selalu ada jalan keluar untuk kembali menatap harapan di masa yang akan datang.

            Menyelami setiap kejadian, meneguk berbagai pengalaman, menelan setiap kejadian, sepahit apapun rasanya, akan terasa manis juga ketika artinya bisa di dapatkan. Atau beberapa saat yang lalu, seorang kawan baru menceritakan kisahnya, dengan uraian air mata yang tidak pernah henti keluar dari kelopak mata beningnya. Kisah yang sebenarnya akan selalu sama, kisah yang pasti serupa, dan sekali lagi aku membuktikan semua teori yang sempat ku tuliskan pada catatan harian, bahwasannya setiap permasalahan akan ada banyak kesamaan, alurnya akan sejalan seirama dengan putaran waktu. Kejadian yang kita alami sekarang, suatu saat akan di jalani seseorang, dan pada bagian ketika kita mendengarkan, kita akan bisa meyimpulkan, bukan berarti kita paranormal, namun sebenarnya kisah itu juga pernah menyambangi kita beberapa saat yang lalu.

            Tidak pernah terfikirkan sebelumnya, kita akan kembali diingatkan oleh  cerita masa lalu yang di ceritakan ulang oleh mereka, kita akan selalu diingatkan oleh cerita-cerita yang sama, bahkan akan sangat detail setiap kata dari kalimat-kalimatnya. Akan terdengar senada dengan kisah itu, akan seirama dengan putaran jarum jam, membuka kembali tentang rasa sakit dan kecewa, kembali lagi merasakan kekecewaan yang pernah kita pendam di dalam palung samudera terdalam dibelahan dunia.

            Dan tanpa bermaksud meremehkan, kita akan tertawa pelan. Dan berujar dalam hati, kisahmu sama dengan kisahku. Tidak perlu berlarut-larut dalam sebuah penyesalan, karena aku pernah merasakannya, dan aku tahu akibatnya jika terlalu lama berada diantara rasa duka. Namun, semua itu harus dirasakan, karena pada bagian itu, semuanya akan menjadi terbalik, pilihannya hanya ada dua, kita akan mampu menatap dan memandang sesuatu itu dari berbagai hal, dan semakin kita dihantam dengan keadaan yang mencekam, maka pijakan kita akan semakin mencengkram. Dan pilihan kedua adalah, jika kita tidak bisa terlepas dari kisah kelam itu, kita akan semakin jauh dan dalam terhempas kedalam lubang yang semakin gelap. Dan tidak akan pernah bisa keluar dari lubang yang kita gali sendiri, semakin dalam dan semakin dalam, hingga kita benar-benar tenggelam diantara penyesalan yang tidak pernah berujung.

            Waktu beranjak dari terang benderang menjadi gelap yang pekat, rasa hangat akan berganti dengan dingin. Obrolan ini semakin menarik pada setiap bagian episodenya. Semakin dalam aku menyelam diantara kisah-kisah itu, sembari berharap, suatu saat aku yang akan bercerita di tempat ini. Harapanku akan selalu ada, keinginan itu akan ku pelihara, meskipun ku tahu, bahwa keinginan adalah sumber penderitaan (seperti kata Iwan Fals).

            Seperti sapa seorang teman, ia akan selalu dinanti kedatangannya. akan selalu dirindukan, seperti menanti seorang kekasih yang lama telah pergi, senyaman pelukan ibu, sebijak seorang ayah berkata. Impian itu akan selalu membangunkan, ia akan menyadarkan ketika kita terlalu terlena diantara buaian indahnya, kenyataan akan mengajarkan itu kepada kita. 
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML