Minggu, 08 Maret 2015

Jemari Itu, Ingin Ku Genggam Lebih Lama


Ilustrasi: driedroses.files

Bisakah ku sebutkan, jika aku kini sembunyi di antara sebuah kisah indah? Bukan, bukan aku, tapi kita, ya kita. Bersembunyi di antara diamnya rahasia, berada di balik semua itu, terselip sebuah kisah indah yang akan selalu menjadi sebuah rahasia, entah sampai kapan rahasia itu akan tetap bungkam, enggan berucap barang sepatah kata sekali pun.

Mentari sore itu menyisakan sisa warna keemasan di atas sana, sebentar lagi tenggelam. Ya, senja akan tetap indah, meskipun jelas ia akan tetap hilang. Di telan gelapnya malam, dan kemudian akan menyisakan sebuah kisah lainnya.

Kali ini, mungkin aku akan menuliskan tentang indahnya jemari-jemari itu, jemari yang begitu lembut ketika ku genggam barang sejenak. Jemari yang ingin ku genggam selamanya, jemari yang tak akan pernah ku lepaskan, jemari yang kemudian akan menjaga sebagian rasa yang kini mulai tertera di dalam aksara, dalam lantunan melodi nan merdu. Ya, jemari-jemari lentik itu, telah memberikan warna dalam sebagian tulisan dalam jurnal ini.

Harapan-harapan itu, impian-impian itu, kembali menyapa di antara sisa malam yang gelap. Entah untuk yang ke berapa kalinya, senja hanya diam saja, menyaksikan parodi malam yang begitu menenangkan, atau tentang orion yang sesekali mewarnai pada sisa malam yang terus tenggelam. Kemudian, pada saat yang sama, rintik hujan kembali menyapa dari sisi yang terbuang, aku tak menoleh sekalipun ke arah itu, enggan hanya sekedar bebalik, aku tak akan memutar arah jalanku, aku akan tetap berjalan ke depan, menggenggam jemari lentik si penggurat pesan.

Rapalan doaku, menggema ketika menyapa sang pencipta, untuk kemudian ku selipkan sebait nama tentang harapan di masa depan, berharap embun pagi berikan kesegaran di saat fajar menyapa. Percayalah, ku tahu rasa takut itu hanya bagian dari keragu-raguanmu.

Jemari itu, ingin sekali ku genggam, lebih lama dari biasanya. Lebih lama dari sekedar genggaman salam perpisahan. Jemari itu, ingin sekali ku genggam, tak akan ku lepaskan, karena jemari-jemari itu akan ku gunakan untuk menggurat kisah indah, di balik sebuah rahasia yang terus kau genggam.

..Jangan pernah takut sayangku
Sungguh, kau tak pernah sendiri di sana
Dalam hening, rapalan doaku, akan selalu temanimu
Usah ragu, percayalah tentang semua ini
Aku, kamu, dua orang bodoh yang telah berjanji,
Untuk tidak saling mengkhianati
Ya, waktunya akan segera tiba, cepat atau lambat,

Rahasia itu, akan berbicara dengan sangat jujur…
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML