Selasa, 17 Juni 2014

Orion


Langit itu selalu bisa membuatmu terkesima, baik siang ataupun malam. Bahkan ketika malam kau akan melihat warna yang lebih banyak, akan ada banyak pesona yang bisa membuatmu berdecak kagum ketika menyaksikan jajaran rasi bintang, melihat rembulan bercadar awan tipis, ada biru pekat yang terhampar luas, akan ada banyak cerita diantara warnanya yang gelap. Akan ada banyak kisah meski hanya gelap yang bisa terlihat.
Seperti orion yang selalu mengarah ke utara,  ia menjadi petunjuk arah bagi nelayan di samudera, ia akan selalu berada di tempat yang sama. seperti itulah seorang sahabat memberitahuku, seorang sahabat yang dulu pernah mengisi hari-hariku. Kini, aku berbagi cerita dengannya lebih berwarna, tanpa harus merasa takut kehilangan, karena seorang sahabat tidaklah pernah hilang, meski jarak membentang ratusan kilometer. Dan seperti orion ia akan selalu ada, tidak akan berpindah tempat, akan selalu menunjukkan arah yang tepat.
Tapi aku bukanlah orion untuknya, aku hanya nelayan yang selalu berpindah tempat mencari ikan yang juga selalu bergerak. dan aku akan selalu bergerak, sesekali melepas jangkar, sesekali berlabuh, sesekali berlayar begitu jauh, sesekali kembali. Dan akan selalu seperti itu. Orion itu selalu berpijar meski redup, ia akan selalu memberikan isyarat jika laju perahuku terlalu jauh tersesat, ia akan selalu mengingatkan kemana aku harus kembali. Namun, aku tahu. Aku tidak akan pernah menggenggamnya, karena jemariku terlalu kuat mencengkram kemudi kapal.
ia akan selalu memposisikan dirinya seperti itu, meski ku tahu tidak sedikitpun ia meminta balasan dari apa yang diberikan, namun pantaskah aku kembali berlayar dan selalu melihat kearahnya jika tersesat? Hanya menjadikannya hiasan diantara malam-malamku yang hening.
Api itu tampak romantis, menyala diantara suara ombak dan semilir angin. Tidak terlalu besar, namun cukup menghangatkan. Berbincang dengan orang-orang baru, obrolan yang tidak pernah padam seperti api yang selalu ku jaga perlahan. Akan selalu ada topikku kembali membuka wacana, selalu ku Tanya walau ku tahu apa yang di maksudkan, berusaha selalu menyambung obrolan yang akan segera terpotong karena pembahasan berkurang. Akan selalu ada gelak tawa dari canda yang tak terlalu lucu. Bersandiwara diantara realita, terkadang memang harus kulakukan seperti itu. Berulang-ulang, hingga benar-benar habis pokok pembahasan.
Sepotong kepiting tanpa daging itu kulahap dengan sangat antusias, kembali selalu bertanya hal yang sama, kembali bercerita tentang topik yang tidak benar-benar berbeda, hanya ku putarkan saja alurnya, agar tak monoton ketika bercerita. Hal yang sama itu akan berbeda jika di putar terbalik, arusnya akan menarik semakin jauh kedalam jika kita tidak bisa melawan atau sekedar bertahan.
Jika orion akan selaras dengan arah mata angin, maka aku akan bergerak melawan, mencoba kembali berlayar, menarik jangkar dan mengarungi lautan, menuju sebuah tempat yang belum ku ketahui dimana daratannya. Dan jikapun pada akhirnya harus kembali, aku akan melihat ke angkasa, karena ia akan selalu sama, ditempatnya. Menunjukkan jalan untukku kembali pulang.
Kebimbangan kembali menyapaku, kembali mengeja kata-kata yang belum tuntas ku baca tulisannya. Ia kembali mendikte langkahku, pilihan memang selalu bisa memberikan secarik catatan baru, tidak tahu apa yang akan terjadi, dan disanalah letak petualangannya. Disanalah cerita baru akan kembali di torehkan dalam setiap detail langkah kaki yang menyusuri jalanan setapak berbatu.





Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML