Senin, 28 April 2014

Bahkan, Dedaunan yang Gugur Itu Sudah Digariskan Ketentuannya..



hidup tidaklah sebuah kebetulan tanpa alasan. bukanlah sebuah ketidak sengajaan. semuanya melalui proses penciptaan, mengalami sebuah siklus yang akan terus terjadi seperti itu, siklus yang tidak akan pernah berubah. lahir-hidup-mati. tumbuh-kembang-tumbang. semuanya sudah di skenariokan dengan sangat rapih. bahkan sebelum kita turun sekalipun garis hidup ini sudah di tentukan. semuanya terjadi sesuai kehendak-Nya.

malam ini, udara terasa begitu dingin menggigit.wajar saja, sore tadi hujan mengguyur kota ini dengan sangat deras, angin memporak-porandakan semua yang ada di hadapannya.
keadaan begitu sunyi. yang terdengar hanya gemercik air yang mengaliri aquarium yang tak berpenghuni itu. lalu suara ketikan pada keyboard menambah sedikit semarak malam yang kian mencekam.

tragis nasib aquarium itu. tanpa ikan. tanpa tumbuhan, warna airnya pun menjadi merah kecoklatan. padahal beberapa bulan yang lalu masih tampak hijau berseri, hidup. ada kehidupan dan keindahan di dalam sebuah bentuk silinder kaca dengan tinggi 90cm itu. kini, ia bagaikan gurun, gersang tanpa kehidupan, menakutkan. sungguh, berbanding terbalik dengan apa yang ku inginkan.

silinder kaca dengan air yang hanya setengah itu tak ubahnya refleksi dari diriku. keputusasaan menyergap masuk ke dalam celah pori-pori tersempit di antara kulit yang hanya membungkus tulang ini. hanya asap tembakau yang mampu menghilangkan kegundahan, dengan berbaris-baris ratapan doa yang entah mungkin tak akan pernah sampai kepada-Nya. kenapa? ya mungkin sajak baris lantunan doa yang menjadi ratapan itu hilang di tiup angin, tenggelam diantara gelombang kabut, hilang diantara rimbunnya dedaunan di belantara rimba. aku tak begitu memperdulikannya, hanya satu hal yang ku tahu, aku tak akan pernah berhenti untuk memuja-Nya.

ada perasaan lega yang terselip diantara nestapa. ada bahagia yang terlukis diantara guratan luka. ketika kenyataan berkata dengan sangat jujur terkadang terasa begitu sakit. tapi beitulah lafalnya, begitulah bunyinya.

terselip harapan yang terus mengapung, terbang begitu tinggi. hingga mata tak mampu untuk melihatnya. terlalu tinggi untuk menggapainya. hhmm,, bagaimana untuk menggapainya? terbang? mustahil, sayap pun aku tak punya, lalu bagaimana aku bisa menggapainya?
seorang kawan bijak menasehati, seorang pilot pesawat tempur sekalipun tidak bisa terbang dengan sayapnya, tapi dia bisa menerbangkan burung besi itu. akan selalu ada cara untukmu menggapainya. 
begitulah pesannya.

aku begitu kalut, batasan yang ku buat ternyata mengurungku di dalam sebuah kotak berkarat. terperangkap di dalam sebuah kotak yang di buat. kuncinya sudah tak mungkin lagi bisa membuka kotak itu, sudah berkarat. sudah lenyap. tinggal kotak berkarat dengan riwayat yang akan menjadi sebuah hikayat tanpa isyarat. musnah, tenggelam di dasar samudera tergelap.

isyarat itu sudah tersirat pada selembar kertas. semuanya menjadi sebuah pagelaran sandiwara yang nyata. sang "sutradara" sudah menuliskan sekenarionya sedemikian rupa. tak ada yang bisa mengelak dari terpaan takdir. 

bahkan. dedaunan yang gugur itu sudah digariskan ketentuannya..



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML