Selasa, 29 April 2014

makna perjalanan (kemanakah kau akan pergi?)


berawal dari sebuah keinginan. berawal dari sebuah perbincangan sederhana dengan hati. lalu semuanya menjadi begitu menarik. rasa ingin tahu lebih jauh mulai menggelitik, mulai mempengaruhi pendirian yang sebenarnya tidak terlalu kuat. lalu, tergeraklah seluruh sistem dalam tubuh ini (seperangkat dengan perasaan tentunya) untuk memulai menuliskan sebuah kisah (yang ingin berakhir indah).

lalu, mulailah jemari ini lincah menuliskan berbaris-baris puisi, mengirimkan berbagai kata-kata indah nan romantis. dan sesuai prediksi semudah menuliskan kata-kata indah itu sang wanita itu begitu terpesona. lalu mulai babak awal sebuah kisah tertulis di dalam sebuah buku harian. memberikan bunga-bunga indah di hati sang wanita.

perjalanan yang begitu menyenangkan, hari-hari hanya ada ungkapan rasa sayang. saling menguatkan ketika salah satunya mengalami kesulitan. tampak begitu indah. bahkan senjapun iri menyaksikan pasangan ini. 

namun seketika hujan turun begitu deras, hingga tak sempat untuk berteduh. basah, aliran air begitu deras menyapu, seperti air jutaan galon yang langsung di tumpahkan ke sebuah jalan. hanyut, sang wanita terbawa derasnya air. tak ada yang bisa di lakukannya, sadar karena tak mungkin melawan arus, hanya mencoba berpegangan erat pada sebuah pohon yang sudah lapuk di makan usia.

dan ketika pohon itu tak kuasa menahan terjangan air, maka terlepaslah pegangan tangannya, kemudian hanyut. terseret arus, tenggelam.

tragis, pasangan yang membuat senja iri, harus berakhir pada arus takdir yang begitu kuat. berakhir catatan indah itu. dan pada akhirnya senja tersenyum karena tak ada yang menandingi romantisme dan ketenangannya, semua orang terpesona dengan warna jingganya. dengan kelembutan dan kehangatan belaian cahayanya.
.......

sebuah pembukaan fiksi yang awalnya begitu indah, penuh dengan optimisme dan keyakinan akan sebuah kekekalan rasa. namun harus berakhir dengan terpaan takdir yang tangan manusia tak mampu menggapainya.

itu hanya sekelumit roman yang berakhir dengan sentuhan takdir. sebenarnya bukan itu pembahasan utamanya. itu hanyalah awal pembuka dari serangkaian panjang perjalanan manusia. masih banyak lagi roman yang tak tertuliskan dan terbaca. begitu kompleks permasalahan yang timbul ke permukaan.

ketika kita di hadapkan kepada sebuah persoalan yang tak terbayangkan, maka yang terjadi adalah sebuah kekecewaan karena gagal mendapatkan/mempertahankan apa yang sudah/akan di dapatkan. semuanya menuju pada satu titik. Dewasa

oke, pada awal pembahasan kenapa saya memilih menggunakan kisah roman yang berakhir pada takdir? cukup sederhana, karena ketika kita tersudut pada sisi yang tidak di inginkan maka kita akan cenderung defend menggunakan semua alasan untuk mengelak. mencoba mempertahankan sisi yang kalah telak, mencoba mencari pembenaran dari sebuah keteledoran.

ketika terpojok, maka sifat alami kita akan mencoba bertahan. menggunakan cara apapun untuk tetap bisa survive. entah itu menghindar dan melarikan diri dengan alasan travelling, mendaki gunung, atau backpacker keliling dunia. untuk apa semua itu, itu hanyalah sebuah pelarian, sebuah alasan mengasingkan diri yang sebenarnya alasan semua perjalanan itu tidak hanya sekedar menikmati indahnya dunia. 

ada sisi yang ingin di cari oleh orang-orang seperti ini, bahkan marcopolo abad ini Agustinus Wibowo sekalipun melakukan perjalanan keliling dunia adalah sebuah pelarian. perjalanan yang tidak pernah mempunyai tujuan, ia melangkah begitu saja tanpa tahu akan kemana tujuan berikutnya, membiarkan jalan membawanya pergi menjauh selangkah demi selangkah. (sebuah kesimpulan yang ku tarik setelah membaca titik nol).

makna perjalananya bukan di temukan di belahan dunia yang di jelajahinya, namun di samping ranjang ibunya yang terbaring lemah karena sakit. ia menemukan semua makna perjalanannya dari ibunya, ibunya yang tidak pernah kemana-mana. ia menemukan semua makna itu.

lalu, untuk menemukan makna dari perjalanan ini tidaklah harus keliling dunia, semua orang punya safarnamanya masing-masing (begitu yang di tulis agustinus).

maknai perjalanan ini, maknai setiap langkah dengan kisah yang tidak selalu indah. harus ada warna di dalam perjalanannya. harus melangkah, meski hanya setapak. harus melangkah, tidak harus selalu maju, karena mundur beberapa langkah untuk meloncat lebih jauh itu akan lebih baik.

dan kemudian, maknailah perjalananmu. dengan kisahmu, bukan kisahku. gunakan hatimu untuk membimbing langkahmu, gunakan intuisi dan nalurimu untuk segera memulai kisah baru. tidak melulu harus romantis. sedikit heroik dan dengan sedikit aroma petualangan yang menyakitkan, akan lebih baik.

dan kemanakah kau akan pergi? gunakan hatimu untuk menentukannya..



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML