Jumat, 27 Juni 2014

Isyarat Itu Berbicara Melalui Firasat



Masih bisa ku dengar suara yang sama meski dengan nada yang berbeda. Perlahan suasananya mencair, perlahan mengalir tenang. Seperti sapa yang dulu begitu akrab terdengar ketika pagi menjelang, aku seperti terjaga di tengah malam. Seperti lantunan lagu melayu yang mendayu-dayu, bergelombang, aliran cerita itu berjalan sesuai dengan yang ku perkirakan, meski lambat bergerak, namun semuanya seperti apa yang sudah di isyaratkan di awal kisah.
            Ada isyarat yang begitu jelas dan bisa ku tebak arahnya, masih bisa ku terka laju ceritanya. Masih saja kau minta aku menuliskan cerita tentangmu, kau selalu ingin menjadi bagian dari alur kisahnya. meski kau menatap rembulan dengan arah yang berlawanan denganku, namun sering kali ku katakana, rembulan yang kau lihat itu, masih saja sama dengan rembulan yang ku lihat. Dari sudut pandang manapun ia akan terlihat sama.
            Tanpa diminta, sebenarnya semua bagian dalam ceritaku adalah ceritamu, ada kisah yang ku samarkan, tidak harus mencolok terlihat karena aku ingin kau memahami terlebih dahulu. Segala sesuatu itu tidak bisa di mengerti secepat kilat menyambar, tidak selalu cepat bisa bergerak. karena dengan mengerti perlahan, maka akan banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan.
            Ada bagian-bagian tertentu yang tidak harus di mengerti, namun bagian-bagian itu harus di pahami. Ada sesuatu yang tidak kau mengerti, padahal jelas bisa kau pahami. Semuanya mengarah pada sebuah tujuan, jika kau bercerita tidak tahu alur berikutnya, maka kau bisa membuat alur itu menjadi seperti yang kau inginkan. Kau bilang bimbang, tapi kau tetap menuju ke arahnya. Kau bilang takut, tapi justru kau mendekatinya, kau bilang tidak mampu, tapi kau tetap berusaha.
            Pernah ku torehkan banyak warna pada satu lukisan, pernah juga ku koyakkan buku catatan pada bagian yang ku suka, aku juga sesekali memberikan garis tebal pada sebuah tulisan. Ku tahu, kau pun pernah melakukan itu, karena tidak selamanya tulisan itu selalu indah untuk di baca.
            Sudah beberapa hari ini aku berada di tempat ini, perlahan semuanya menjadi begitu membosankan, namun pada saat-saat tertentu ada sesuatu yang kurindukan. Aku masih bisa terpesona dengan hal yang sama, dan aku masih menyukainya. Jika kau Tarik garis lurus pada kisahmu, maka akan kau temui aku berada tepat di sampingmu, tidak mendahului atau di belakangmu, karena aku ingin berjalan beriringan, sejajar. Agar sama kaki melangkah, agar bersama kita sampai di tujuan.
            Entah, sepertinya sulit sekali menghapus tinta yang tercoret di buku catatanku, sepertinya akan selalu terlihat ketika ku buka lembaran-lembaran berikutnya. Sajak-sajak yang kutulis tentang kedamaian itu seperti mengarah kepada satu titik, dimana aku bisa berdiri bersama menatap pesona, mereguk keindahan senja dan rembulan yang bersinar terang.

            



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML