Masih bisa ku dengar suara yang
sama meski dengan nada yang berbeda. Perlahan suasananya mencair, perlahan
mengalir tenang. Seperti sapa yang dulu begitu akrab terdengar ketika pagi
menjelang, aku seperti terjaga di tengah malam. Seperti lantunan lagu melayu
yang mendayu-dayu, bergelombang, aliran cerita itu berjalan sesuai dengan yang
ku perkirakan, meski lambat bergerak, namun semuanya seperti apa yang sudah di
isyaratkan di awal kisah.
Ada
isyarat yang begitu jelas dan bisa ku tebak arahnya, masih bisa ku terka laju
ceritanya. Masih saja kau minta aku menuliskan cerita tentangmu, kau selalu
ingin menjadi bagian dari alur kisahnya. meski kau menatap rembulan dengan arah
yang berlawanan denganku, namun sering kali ku katakana, rembulan yang kau
lihat itu, masih saja sama dengan rembulan yang ku lihat. Dari sudut pandang
manapun ia akan terlihat sama.
Tanpa
diminta, sebenarnya semua bagian dalam ceritaku adalah ceritamu, ada kisah yang
ku samarkan, tidak harus mencolok terlihat karena aku ingin kau memahami terlebih
dahulu. Segala sesuatu itu tidak bisa di mengerti secepat kilat menyambar,
tidak selalu cepat bisa bergerak. karena dengan mengerti perlahan, maka akan
banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan.
Ada
bagian-bagian tertentu yang tidak harus di mengerti, namun bagian-bagian itu
harus di pahami. Ada sesuatu yang tidak kau mengerti, padahal jelas bisa kau
pahami. Semuanya mengarah pada sebuah tujuan, jika kau bercerita tidak tahu
alur berikutnya, maka kau bisa membuat alur itu menjadi seperti yang kau
inginkan. Kau bilang bimbang, tapi kau tetap menuju ke arahnya. Kau bilang
takut, tapi justru kau mendekatinya, kau bilang tidak mampu, tapi kau tetap
berusaha.
Pernah
ku torehkan banyak warna pada satu lukisan, pernah juga ku koyakkan buku
catatan pada bagian yang ku suka, aku juga sesekali memberikan garis tebal pada
sebuah tulisan. Ku tahu, kau pun pernah melakukan itu, karena tidak selamanya
tulisan itu selalu indah untuk di baca.
Sudah
beberapa hari ini aku berada di tempat ini, perlahan semuanya menjadi begitu
membosankan, namun pada saat-saat tertentu ada sesuatu yang kurindukan. Aku
masih bisa terpesona dengan hal yang sama, dan aku masih menyukainya. Jika kau
Tarik garis lurus pada kisahmu, maka akan kau temui aku berada tepat di
sampingmu, tidak mendahului atau di belakangmu, karena aku ingin berjalan
beriringan, sejajar. Agar sama kaki melangkah, agar bersama kita sampai di
tujuan.
Entah,
sepertinya sulit sekali menghapus tinta yang tercoret di buku catatanku,
sepertinya akan selalu terlihat ketika ku buka lembaran-lembaran berikutnya.
Sajak-sajak yang kutulis tentang kedamaian itu seperti mengarah kepada satu
titik, dimana aku bisa berdiri bersama menatap pesona, mereguk keindahan senja
dan rembulan yang bersinar terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar