Kamis, 19 September 2013

Beberapa tahun ke depan, masih samakah?



Terkadang, kita tidak memahami apa yang terjadi. Sedikit merasa frustasi, ingin menarik diri dari setiap kejadian yang dilalui. Kemungkinan itu akan selalu ada, meski dengan tingkat presentase rendah, namun frekuensi itu akan tetap ada.

Mengalami berbagai hal dalam waktu yang begitu singkat, seperti tak ada jeda dari setiap peristiwa yang terjadi. Perjalanan ini masih sangat panjang,meski pada kenyataannya semuanya berlalu dengan begitu cepat. Mungkin baru kemarin kita rasakan bermain petak umpet, bermain layang-layang, bermain lumpur di sawah, bermain di sela-sela hujan yang turun, atau berenang di sungai kecil di belakang rumah yang jernih airnya, semua itu sepertinya baru terjadi kemarin sore. Atau beberapa waktu lalu, pernah sama-sama kita berpetualang dengan rekan seperjuangan, saling tukar cerita dengan secangkir kopi sembari menikmati temaram lampu taman, atau sekedar berbincang di dalam kosan. Sesekali mungkin berdiskusi mengenai pelajaran, lalu masih bisa di ingat bagaimana leganya ketika karya ilmiah bernama skripsi itu bisa tersusun dalam bentuk draft. Terpampang nama kita diantara sampul tebal di depannya, dan selanjutnya mengenakan pakaian tipis dengan kain murahan yang bernama toga itu, tentu akan sangat membanggakan (mungkin), menyandang gelar sarjana diantara sisa ejaan nama kita. Semuanya berlalu begitu cepat.

Sebagian dari kita mungkin berasal dari tempat yang berbeda, jauh dari peradaban kota. Jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota, berasal dari setiap penjuru negeri. Kemudian cerita kita akan semakin berwana karenanya.
Bermacam-macam watak dan sikap bisa ku lihat dari orang-orang yang ku panggil teman, ada yang nada bicaranya begitu keras dan tegas, khas orang seberang pulau jawa, ada juga manusia yang begitu tulus tutur bahasanya, begitupun dengan tingkah lakunya, tidak sedikit juga sedikit konyol dan bodoh, namun cukup menghibur, tidak cukup buruk untuk menjadi hiburan ketika menunggu dosen atau sedang menanti jam mata kuliah selanjutnya. Dan itulah warna yang tercipta

Dan kini, setelah semuanya tercipta menjadi sebuah kenangan, tumpukan masa lalu itu akan menajadi penentu di masa yang akan datang, tapi tak melulu menjadi mutlak. Mungkin saja si pemalas yang jarang ada di ruang kelas akan menjadi seorang pejabat teras terkemuka dikotanya, mungkin juga si cerdas yang selalu juara kelas hanya menjadi tukang hitung di salah satu bank swasta yang hidupnya monoton (bukan bermaksud meremehkan tentunya, karena itu tentu pekerjaan bagus dan kebanyakan diinginkan setiap orang, terutama para sarjana ekonomi), atau juga mungkin si nyentrik yang ingin selalu tampil beda dan sering di cemooh karena penampilannya akan menjadi idola bagi setiap orang, atau tentang si pemimpi yang tak memunyai cita-cita muluk itu mampu membuat sebuah cerita tentang negeri di luar sana? Setiap kemungkinan akan selalu ada.

Lalu, pernah suatu ketika kita hanya bisa terdiam di depan wanita yang kita cinta, tanpa bisa berkata, jangankan berkata, bernafaspun tersengal-sengal, duduk menjadi tak begitu nyaman meski diatas sofa yang begitu empuk (tentu jika dibandingkan dengan bangku sekolah yang terbuat dari kayu yang mulai lapuk dimakan usia dan mengeluarkan bunyi berderit ketika sedikit mendapatkan goncangan). Dan mungkin kita akan bercerita tentang topik yang sama, yaitu mengenai seorang wanita. Bagaimana kita begitu memujanya, selalu menceritakannya, padahal belum tentu pada akhirnya akan bahagia, karena sebagian besar hanya akan menimbulan kesal dan tetesan air mata karena nestapa, dan sesekali ceritanya akan menjadi hambar, karena terlalu banyak sesuatu yang kita harapkan berada di dirinya. Dan semuanya akan berganti (lagi).

Sekarang, kita ada pada titik ini. Menceritakan masa lalu, dan sedikit imajinasi tentang apa yang akan di perbuat dan yang akan terjadi di masa depan. Semuanya mungkin hanya angan, hanya khayalan. Tapi dengan sedikit tekat dan harapan, tentu dengan aksi untuk melaksanakannya, tak ada yang tak mungkin bukan. Dan kita tunggu beberapa tahun kemudian, akan menjadi seperti apa kita? Akankah  kita menjadi seperti apa yang kita inginkan? Lalu mulailah mengingat, ingin menjadi seperti apa kita di masa yang akan datang.



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML