Terkadang, kita tidak
memahami apa yang terjadi. Sedikit merasa frustasi, ingin menarik diri dari
setiap kejadian yang dilalui. Kemungkinan itu akan selalu ada, meski dengan
tingkat presentase rendah, namun frekuensi itu akan tetap ada.
Mengalami berbagai hal dalam
waktu yang begitu singkat, seperti tak ada jeda dari setiap peristiwa yang
terjadi. Perjalanan ini masih sangat panjang,meski pada kenyataannya semuanya
berlalu dengan begitu cepat. Mungkin baru kemarin kita rasakan bermain petak
umpet, bermain layang-layang, bermain lumpur di sawah, bermain di sela-sela
hujan yang turun, atau berenang di sungai kecil di belakang rumah yang jernih
airnya, semua itu sepertinya baru terjadi kemarin sore. Atau beberapa waktu
lalu, pernah sama-sama kita berpetualang dengan rekan seperjuangan, saling
tukar cerita dengan secangkir kopi sembari menikmati temaram lampu taman, atau
sekedar berbincang di dalam kosan. Sesekali mungkin berdiskusi mengenai
pelajaran, lalu masih bisa di ingat bagaimana leganya ketika karya ilmiah
bernama skripsi itu bisa tersusun dalam bentuk draft. Terpampang nama kita
diantara sampul tebal di depannya, dan selanjutnya mengenakan pakaian tipis dengan
kain murahan yang bernama toga itu, tentu akan sangat membanggakan (mungkin),
menyandang gelar sarjana diantara sisa ejaan nama kita. Semuanya berlalu begitu
cepat.
Sebagian dari kita mungkin
berasal dari tempat yang berbeda, jauh dari peradaban kota. Jauh dari hiruk
pikuk kesibukan kota, berasal dari setiap penjuru negeri. Kemudian cerita kita
akan semakin berwana karenanya.
Bermacam-macam watak dan sikap bisa ku lihat
dari orang-orang yang ku panggil teman, ada yang nada bicaranya begitu keras dan tegas, khas orang seberang pulau jawa, ada juga manusia yang begitu tulus tutur bahasanya, begitupun dengan tingkah lakunya, tidak sedikit juga sedikit konyol dan bodoh, namun cukup menghibur, tidak cukup buruk untuk menjadi hiburan ketika menunggu dosen atau sedang menanti jam mata kuliah selanjutnya. Dan
itulah warna yang tercipta
Dan kini, setelah semuanya
tercipta menjadi sebuah kenangan, tumpukan masa lalu itu akan menajadi penentu
di masa yang akan datang, tapi tak melulu menjadi mutlak. Mungkin saja si
pemalas yang jarang ada di ruang kelas akan menjadi seorang pejabat teras
terkemuka dikotanya, mungkin juga si cerdas yang selalu juara kelas hanya menjadi
tukang hitung di salah satu bank swasta yang hidupnya monoton (bukan bermaksud meremehkan tentunya, karena itu tentu pekerjaan bagus dan kebanyakan diinginkan setiap orang, terutama para sarjana ekonomi), atau juga
mungkin si nyentrik yang ingin selalu tampil beda dan sering di cemooh karena
penampilannya akan menjadi idola bagi setiap orang, atau tentang si pemimpi
yang tak memunyai cita-cita muluk itu mampu membuat sebuah cerita tentang
negeri di luar sana? Setiap kemungkinan akan selalu ada.
Lalu, pernah suatu ketika
kita hanya bisa terdiam di depan wanita yang kita cinta, tanpa bisa berkata,
jangankan berkata, bernafaspun tersengal-sengal, duduk menjadi tak begitu
nyaman meski diatas sofa yang begitu empuk (tentu jika dibandingkan dengan
bangku sekolah yang terbuat dari kayu yang mulai lapuk dimakan usia dan mengeluarkan bunyi
berderit ketika sedikit mendapatkan goncangan). Dan mungkin kita akan
bercerita tentang topik yang sama, yaitu mengenai seorang wanita. Bagaimana kita begitu
memujanya, selalu menceritakannya, padahal belum tentu pada
akhirnya akan bahagia, karena sebagian besar hanya akan menimbulan kesal dan tetesan air mata karena nestapa, dan sesekali ceritanya akan menjadi hambar, karena terlalu banyak sesuatu yang kita harapkan berada di dirinya. Dan semuanya akan berganti (lagi).
Sekarang, kita ada pada
titik ini. Menceritakan masa lalu, dan sedikit imajinasi tentang apa yang akan
di perbuat dan yang akan terjadi di masa depan. Semuanya mungkin hanya angan,
hanya khayalan. Tapi dengan sedikit tekat dan harapan, tentu dengan aksi untuk
melaksanakannya, tak ada yang tak mungkin bukan. Dan kita tunggu beberapa tahun
kemudian, akan menjadi seperti apa kita? Akankah kita menjadi seperti apa yang kita inginkan? Lalu
mulailah mengingat, ingin menjadi seperti apa kita di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar