Senin, 16 September 2013

cerita yang berbeda dalam waktu yang sama


mentari itu pelan-pelan meninggalkan kebisingan kota, sesaat terasa hangat
senandungnya terdengar begitu lirih, tak seperti hari-hari kemarin
suaranya timbul tenggelam, seperti kapal yang akan karam
namun, masih saja ia bisa membiusku dengan sejuta pesonanya

lalu, beberapa waktu kemudian yang ada hanya gelap
mendung menghiasi langit yang begitu pekat
tak ada rembulan atau bintang
yang terasa hanya hawa dingin

kabut tipis mulai turun, dan hanya terlihat ketika sorotan lampu mencoba untuk menerobos di kegelapan
mencoba membelah hiasan pengganti cahaya rembulan
sementara itu, angin mulai bertiup dari atas pegunungan, menuruni lembah yang basah
lalu ia menyapaku
ketika membelah malam dengan sangat perlahan

risauku akan hari esok sesaat pergi bersamanya
...

pada cerita yang berbeda..
setumpuk kayu itu perlahan menjadi abu
sesekali asap mengepul memenuhi udara yang terbuka
menyebabkan sesak pada pernafasan, membuat perih mata yang kemudian berkaca-kaca

suasana ini tidak begitu sunyi
begitu ceria ketika angin mulai menerpa pepohonan yang tinggi menjulang
seolah menari, bernyanyi dan kemudian mengajak berdansa bersamanya
lalu aku, menikmati pertunjukan itu dengan secangkir teh yang mulai menjadi dingin

tidak begitu sempurna memang, lalu kusadari kemudian
hidup tak akan menjadi sesempurna ini ketika hanya berkeluh kesah
lebih baik ceritakan apa adanya
sedikit keluhan yang ditulis menarik
sedikit harapan dan impian kelak
tentu akan lebih indah jika dibacakan dengan sepenuh hati

sembari menanti hangatnya mentari esok hari
dan menunggu kelanjutan ceritanya

tentang impian dan harapan
bukan melulu urusan dunia
bukan terus menerus mengenai uang
tidak pula mengenai wanita
tapi tentang sebuah petualangan yang akan segera datang..





Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML